PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 24 November 2017

Sinopsis Andante Episode 9 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS
Dokter Park kaget kalau pria itu ingin menyumbangkan mesin pemandian dengan uang tabungan yang baru didapatkanya. Si pria membenarkan karena sudah memdengar  ada mesin pemandian yang memudahkan pasien untuk mandi dan Dokter Park juga yang mengatakannya. Dokter Park merasa seperti tak enak hati.
“Aku juga merasakan kalau mandi adalah hal yang paling sulit. Tolong diterima.” Ucap si pria. Dokter Park akan menolaknya.
“Aku selalu...memikirkan diriku sendiri. Aku hanya belajar untuk keuntunganku sendiri. Aku ingin memberikan sedikit sesuatu kepada orang lain.” Ungkap si pria
“ Semua orang akan sangat bahagia. Aku sudah bisa membayangkannya.” Kata Dokter Park bahagia.
Si pria akan pergi, Dokter Park menahanya karena Ga Ram ingin menanyakan sesuatu kenapa sipria selalu membawa jeruk. Si pria mengatakan Karena jeruk banyak mengandung vitamin C dan selalu menginginkan tempat duduk yang bagus di kelas
“Jadi, aku akan belajar di atas kotak pagi-pagi di jalanan. Aku akan selalu membawa jeruk. Mereka mengatakan vitamin C baik untuk kelelahan. Aku bahkan tidak bisa memakannya sekarang. Itu hanya sebuah kebiasaan.” Ucap si Pria. Dokter Park pun menganguk setuju. 


Tuan Kim keluar dari kamar mandi dengan senyuman bahagia dan terlihat segar melihat si pria. Si Pria langsung mengucapkan Terima kasih. Tuan Kim pikir ia yang  harusnya berterimakasih karena bisa mandi dengan mudah dan merasa seperti manusia sekarang. Si pria terlihat bahagia. 

Shi Kyung menunjuk kaktus milinya, Wakepsek bingung apa maksud Shi Kyung kalau Beli satu gratis satu. Shi Kyung menjelaskan Jika mengumpulkan 10 jadi meminta agar mengirimnya ke Grand Canyon bersama Bom. Wakepsek sempat berpikir dan akhirnya Setuju.
“Apa Anda setuju?” tanya Shi Kyung kaget. Wakepsek membenarkan. Tapi Shi Kyung terlihat bahagia. 

Shi Kyung bergegas pergi karena ibunya mengomel tentang kartu laporan. Shi Kyung hanya bisa meminta maaf pada ibunya dan bergegas pergi. Nyonya Oh memperingatkan ananya kalau nanti kembali pasti akan memarahinya.
“Kenapa rumit sekali? Tidak seperti ini saat Shi Yoon masih di sekolah.” Ucap Nenek Kim.
“Coba Lihat ini, Nenek... Ini adalah peringkat kelas. Setiap kelas memiliki nilai yang berbeda.” Ucap Shi Young.
“Ini 19... peringkat 19 di kelas... Peringkat 19 dari semua siswa. Bukankah itu peringat di tengah-tengah? Dulu saat Shi Yoon masih SMA, dia peringkat 19.” Kata Nenek Kim merasa tak ada yang salah.
“Saat itu ada 60 siswa dalam satu kelas. Kelas mereka memiliki siswa lebih sedikit sekarang” jelas Shi Young.
Nenek Oh ingin tahu Berapa banyak siswa di kelasnya Shi Kyung. Shi Young menjawab ada 20 orang, Nenek Kim kaget kaalu Shi Kyung peringkat ke-19 dari 20 orang. 


Shi Young dan Bom bertemu di taman sambil bermain ayunan. Bom menceritakan Ketika masih kecil, biasa mengayuh ayunan ini bersama ayahnya dan bertanya balik dengan Shi Kyung. Shi Kyung berpikir kalau tidak ingat pernah melakukan apapun dengan ayahnya.
“Apa kau tidak dekat dengan ayahmu?” pikir Bom. Shi Kyung juga tak tahu. “Aku bahkan tidak ingat apa kami dekat atau tidak.” Kata Shi Kyung. Bom seperti tak yakin dan berpikir kalau Shi Kyung harus memeriksa kepalanya.
“Aku berharap bisa melepas otakku dan memeriksanya. Apa yang ada di kepalaku?” ungkap Shi Kyung sambil sedikit membaringkan tubuhnya agar bisa menatap langit.
“Haruskah aku bertanya pada bintang? Bahkan Lee Shi Young bisa belajar, jadi mengapa aku tidak bisa melakukannya?Jadi... apa yang kusukai?” gumam Shi Kyung menatap langit. 

Seorang pria masuk melihat si pria sedang tertidur, lalu berteriak sambil mengumpat  memanggil nama Moon Sung Joon. Sung Joon melihat pria yang datang sempat kaget, ternyaat itu ayahnya. Tuan Moon marah karena anaknya itu  meninggalkan ayah dan adiknya.
“Kau memutus hubungan dengan kami hanya untuk hidup sendiri dan berbaring di sini dalam keadaan seperti ini?” ucap Tuan Moon. Shi Kyung melihat dari depan pintu kaget dan Keduanya pun hanya bisa menangis.  

Bom mendengar cerita Shi Kyung ditelp kalau ayah Sung Joon yang datang. Shi Kyung memberitahu kalau Penyakit Sung Joon semakin parah, jadi Hospice menghubungi ayahnya. Bom ingin tahu Apa penyakit Sung Joon. semakin parah.
“Dia bertahan karena obat penghilang rasa sakit. Lalu Dia akhirnya bisa bertemu dengan ayahnya. Tapi dia mungkin sakit parah bahkan untuk berbicara dengannya” cerita Shi Kyung. Bom pikir Itu buruk sekali.
“Aku tahu. Jika dia datang saat Sung Joon gagah dan merasa lebih kuat.., maka ayahnya pasti sudah tersentuh dan sangat bahagia.” Kata Shi Kyung saat itu Nyonya Oh masuk kamar. 

“Ibu berharap bisa bahagia dan tersentuh oleh sesuatu yang kau lakukan.” Ungkap Nyonya Oh. Shi Kyung berpura-pura sedang menelp dengan Bong Gu
“Bom, Aku harus bicara dengan Shi Kyung. Kau bisa berbicara dengannya nanti.” Ucap Nyonya Oh mengambil ponsel dari tangan anaknya. Shi Kyung kaget kalau ibunya bisa tahu Bong Gu adalah Bom.
“Kata kode itu hanya di level-mu.” Tegas Nyonya Oh  duduk didepan anaknya.
“Saat Ibu duduk di depanku, itu berarti ada pertempuran panjang di depan.” Gumam Shi Kyung.
“Lee Shi Kyung, kau terlibat dalam masalah orang lain sepanjang waktu. Kenapa kau tidak mengurus dirimu sendiri? Bahkan Ibu belajar sampai larut malam untuk mendapatkan sertifikasi keperawatan. Apa yang salah denganmu? Apa Kau tidak khawatir dengan masa depanmu?” keluh Nyonya Oh seperti sangat khawatir.
“Ayah, apa kau di luar sana? Selamatkan aku jika kau diluar sana.” Gumam Shi Kyung pada ayahnya. Nyonya Oh meminta Shi Kyung segera menjawab pertanyaanya. 


Guru Kim meminta Yong Gi.. Pergilah ke kantor konseling setelah kelas. Yong Gi sudah duduk diruangan. Bibi Oh datang dan langsung dudu didepanya.  Yong Gi bingung melihat Bibi Oh yang datang. Bibi Oh mengejek kalau Yong Gi kecewa karena ia yang datang. Yong Gi pikir kalau wali kelasnya yang akan datang karena sebelumnya memintanya.
“Aku meminta guru wali kelasmu untuk memanggilmu ke sini.” Jelas Bibi Oh
“Kenapa? Apa Anda akan mengatakan sesuatu yang aneh kepadaku seperti sebelumnya?” ejek Yong Gi
“Itu pertama kalinya untukku. Aku takut dan baru dalam hal ini,jadi melakukan kesalahan.” Ungkap Bibi Oh
“Bagaimana dengan sekarang? Anda terbiasa dengan hal-hal ini dan tidak takut.” Ucap Yong Gi. Bibi Oh membenarkan. 
“Bagaimana dengan Anda yang sekarang?” tanya Yong Gi. Bibi Oh langsung memuji Yong Gi sangat cantik. Yong Gi hera dan melihat Bibi Oh memberikan sebuah permen lolipop.
“Ini hadiah. Kau sangat cantik saat bernyanyi, jadi aku memberimu hadiah ini.” Ucap Bibi Oh. 


Shi Young dan Ga Ram pulang bersama dengan menaiki sepeda. Shi Kyung dan Bom melihat keduanya. Bom pikir tahu siapa pasangan kedua sekolah kita nantinya. Shi Kyung bertanya siapa itu.
“Ga Ram dan Shi Young.” Kata Bom. Shi Kyung kaget mendengarnya.
“Aku sudah mencurigai mereka belum lama ini. Apa Kau belum menyadarinya? Kau kakaknya adalah Shi Young.” Ucap Bom heran.
“Tentu saja tidak. Mereka tidak dalam hubungan seperti itu.” Kata Shi Kyung yakin. Bom pikir kalau memang tidak lalu apa hubungan mereka.
“Suatu hubungan seperti yang kumiliki dengan Shi Young. Ahh... Tidak, menurutku ini lebih seperti pemilik dan anjingnya.” Kata Shi Kyung. Bom heran dengan komentar Shi  Kyung yang aneh.
“Bagaimana mungkin Lee Shi Young terlihat seperti gadis untukmu? Dia seperti anak anjing untuk Ga Ram. Anak anjing yang hanya ingin kau rawat.” Kata Shi Kyung. Bom pikir Shi Young itu menggemaskan.
“Dia sangat berani dan menggemaskan.” Kata Bom memuji. Shi Kyung mengejek dengan pujian Bom. 


Ga Ram melepaskan Shi Young yang sedan berlatih sepeda. Tapi Shi Young belum bisa menyeimbangan badanya langsung terjatuh. Ga Ram mendekatinya menanyakan keadaaanya. Shi Young mengomel kalau meminta untuk memeganginya jadi tidak
“Kupikir kau bisa mengendarainya. Begitulah cara orang belajar mengendarai sepeda dan Begitulah ayahku mengajariku.” Kata Bom
“Apa kau Ayahku? Ayahku tidak akan melakukan apa yang kau lakukan.  Dia akan memastikan agar aku tidak jatuh.” Kata Shi Young marah
“Aku meragukan itu. Ayahmu pasti sudah melakukan seperti apa yang kulakukan. Tidak ada cara lain untuk mengajari anak cara mengendarai sepeda. Setelah memikirkannya, aku sangat membenci ayahku setiap kali aku jatuh. Kurasa kita harus membenci ayah kita saat belajar mengendarai sepeda.” Kata Ga Ram. Shi Young hanya bisa mendengus kesal. 


Di rumah sakit
Shi Kyung menyapa Tuan Moon sedang berjalan di lorong, lalu mengajak pergi ke perpustakaan. Tuan Moon melihat buku-buku milik anaknya, kalau itu tempat Sung Joon belajar disini. Shi Kyung memberitahu kalau Sun Joon yang belajar sampai akhirnya jatuh sakit.
“Dalam keadaan seperti itu, dia datang kesini dan belajar. Banyak anak di kelas kami mungkin mendapat bantuan dari Sung Joon saat ujian. Tapi Bukan aku, tentu saja.” Cerita Shi Kyung. Tuan Moon bisa mengerti.
“Apa Anda tahu Sung Joon menyumbangkan mesin pemandian ke rumah sakit ini?” kata Shi Kyung.  Tuan Moon tak percaya kalau anaknya sangat murah hati.
Tuan Moon melihat Qoute yang dituliskan Sung Joo dalam kamarnya [Usaha tidak akan pernah mengkhianatimu!] [Melewati ujian pegawai negeri adalah jalan menuju kehidupan!]
“Kau hidup begitu keras sendirian. Lihatlah dirimu sekarang? Kemana semua roh itu pergi? Kau hanya tidur di sana dengan sangat lemah.” Ungkap Tuan Oh terlihat sangat sedih. 


Tuan Moon bertanya pada perawat Apa ada sesuatu yang terjadi pada Sung Joon karena tidur sepanjang hari dan Sepertinya sangat aneh. Kepala perawat mengatakan tu karena obatnya karena sakit parah, jadi diberi obat penghilang rasa sakit. Jadi meminta agar beri obat itu tiga kali sehari.

“Apa?!!! Kau bilang Menyumbangkan matamu? Kau sudah pingsan  seharian ini. Sekarang kau akhirnya terjaga. Apa sekarang Kau ingin menyumbangkan matamu?” ucap Tuan Moon tak percaya karena anaknya baru terbangun dan ingin menyumbangkan matanya.
“Aku ingin menyumbangkan organku yang lain juga. Tapi Satu-satunya organ yang dapat disumbangkan oleh pasien kanker adalah mata.” Kata Sung Joon/
“Bagaimana rohmu akan menemukan jalan menuju ritus pengorbananmu tanpa mata?” kata Tuan Moon.
“Jangan lakukan itu saat aku mati. Aku tidak ingin Ayah mengalami masa-masa sulit.”kata Sung Joon.
“Jika kau peduli dengan ayahmu, kenapa kau merencanakan kematianmu? Apa ini sesuatu yang kau katakan pada ayahmu? Jangan pernah bicara tentang menyumbangkan organ di hadapanku lagi. Apa Kau sudah membicarakannya dengan Hospice?” kata Tuan Oh. Sung Joo mengaku belum.
“Ini tidak akan terjadi. Aku harus pergi dan memeriksa sendiri.” Kata Tuan Moon keluar dari ruangan. 


Sung Joo mengunakan kursi rodanya menemui Shi Kyung yang sedang membersihkan jendela. Sementara Tuan Moon masuk ke ruangan Dokter Park meminta agar membatalkanya.  Dokter Park binggung karena Tuan Moon tiba-tiba datang dengan wajah penuh amarah. 

“Jika anakku mengatakan kalau dia ingin menyumbangkan matanya, tolong abaikan itu.” Ucap Tuan Moon.
“Apa Moon Sung Joon setuju untuk menyumbangkan matanya?” tanya Dokter Park. Dokter Lee pikir baru kali inimendengarnya.
“Dia memang bertanya kepadaku tentang organ mana yang mungkin bisa disumbangkannya. Aku mengatakan kepadanya. Ucap Kepala perawat Dokter Park pikir bisa mengganggap kalau tidak ada yang dikonfirmasi.”
“Ya, nampaknya anak Anda bermaksud untuk menyumbangkannya. Dia belum menyerahkan dokumen apapun. Dengan menyumbangkan organ, persetujuan pasien itu penting. Tapi, persetujuan wali juga dibutuhkan.” Jelas Dokter Park.
“Kalau begitu, aku tidak perlu khawatir. Tapi, aku akan mengatakannya sekali lagi untuk berjaga-jaga. Sung Joon tidak akan menyumbangkan matanya!” tegas Tuan Park


Shi Kyung membantu Sung Joo naik ke atas ranjang dan meminta agar menunggu karena akan memanggil dokter. Sung Joon menahan Shi Kyung kalau sengaja memanggilnya karena butuh bantuan. Shi Kyung binggung bantuan apa yang dimaksud.
“Bisakah kau menyimpan ini untukku?” ucap Sung Joon memberikan sebuah amplop surat. 

Shi Kyung membaringkan kepalanya diatas meja merasa kalau semua ini  aneh. Bom membaca surat yang di tulis oleh Sung Joon binggung, apa maksudnya. Shi Kyung mengingta  Orang pertama yang ditemui di Hospice i adalah tentara yang meminta mengirimkan surat untuknya.
“Selanjutnya, Nenek Oh Bong Sook dan sekarang Sung Joon. Kenapa orang selalu ingin memberiku sesuatu saat mereka melihatku?” kata Shi Kyung seperti merasa terbebani.
“Ini adalah salah satu sifat postifimu.” Ucap Bom. Shi Kyung makin binggung Sifat positif apa masudnya.
“Apakah itu Mendengarkan dan memenuhi permintaan tolong orang lain. Seperti orang yang suka menolong?” kata Shi Kyung
“Kukira kau bisa menganggapnya seperti itu.” Ungkap Bom. Shi Kyung mengeluh kalau benar-benar tidak suka itu.

Saat itu Shi Kyung dan Ga Ram masuk perpus. Shi Kyung langsung mengambil surat dan menyembunyikanya dengan berbisik kalau ibunya akan mencari tahu apakah si sampah adiknya itu tahu. Shi Young langsung bertanya apa yang ia tidak tahu lalu menyuruh kakaknya pindah kalau iu kursi tempat duduknya.
“Pergi ke tempat lain.” Keluh Shi Kyung tetap menyandarkan kepalanya.
“Aku tidak bisa fokus jika tidak duduk dimana aku selalu duduk.” Kata Shi Young
“Itu syal yang cantik.” Puji Bom melihat syal yang dipakai Shi Young.
“Ga Ram memberikannya padaku.” Kata Shi Kyung. Bom pikir Itu tidak terlihat baru.
“Itu miliknya ibu Ga Ram.” Kata Bom merasa kalau itulah makanya ia sangat menyukainya karena terlihat pakaian usang.


Nyonya Oh kebingungan mencari sesuatu dan bertanya apakah melihat syal miliknya. Bibi Oh balik bertanya syal yang seperti apa. Nyonya Oh memberitahu kalau Syal merah yang biasanya dikenakan. Bibi Oh tahu membeli dari PKL di depan kafe. Nyonya Oh mengatakan karena  ingin memakai warna cerah, tapi tidak bisa menemukannya.
“Kau pasti sudah membuangnya saat kita pindah.” Pikir Bibi Oh. Nyonya Oh seperti lupa.
“Itu sudah usang, jadi sudah waktunya untuk membuangnya.” Kata Nyonya Oh 

Shi Kyung membawakan syal berwarna pink milik ibunya pada Bom,  kalau ia tahu Bom menyukai barang-barang yang usang dan itu adalah syal tertua dan paling usang dari ibunya. Bom terlihat bahagia melihat syal dengan model lama.
“Coba Lihat ini... Ini benar-benar usang.” Ucap Shi Kyung memperlihatkan ada bolongan yang besar dan bisa masuk satu tangan.
“Apa kau menyukainya?” tanya Shi Kyung. Bom mengaku sangat menyukainya.
“Kalau begitu, aku akan memakaikannya.” Kata Shi Kyung mengalungkan dileher Bom. Bom lalu bertanya apakah itu cocok
“Mari kita berfoto, jadi kita bisa mengingatnya.” Kata Bom mengeluarkan ponselnya dan mengajak untuk selfie bersama. 



Shi Kyung dan Bom sibuk membersihkan bagian depan rumah sakit dan melihat Nenek Kim datang.  Kepala perawat melihat Nenek Oh heran karena  datang dengan tangan hampa, padahal Kakek Won Ho sedang ditempatkan di peti matinya hari ini jadi seharusnya membawa pakaian penguburan.
“Itu aneh...Aku yakin  membawanya saat pergi.” Ucap Nenek Kim binggung.
“Apa Nenek meninggalkannya di rumah?” tanya Shi Kyung
“Kau tidak pernah melupakan apapun. Ini tidak seperti dirimu.” Goda Kepala perawat.
“Kapan kau memasukkannya ke peti mati?” tanya Nenek Kim yang masih kebingungan.
“Sekitar satu jam lagi.” Ucap Kepala perawat. Nenek Kim pikri akan pulang dan kembali dengan cepat. Bom memutuskan untuk mengantar nenek Kim. 


Nenek Kim dibonceng motor oleh Bom untuk kembali ke rumah, sesampai dirumah Nenek Kim masih ke dalam rumah dan keluar sambil mengomel kalau Para hantu akan bermain trik padanya. Bom bertanya apakah  Tidak ada di dala. Nenek Kim mengatakan tak ada.
“Aku sudah membawa pakaian pemakaman Kakek Won Ho. Aku ingat membungkusnya dengan baik dan membawanya keluar bersamaku.”kata Nenek Kim
“Oh, Nenek!.. Bukankah ini pakaianya?” ucap Bom melihat sebuah buntelan diatas guci. Nenek Kim membenarkan dan merasa heran karena ada disana. Bom menatap Nenek Kim seperti merasakan ada sesuatu yang terjadi . 

Tuan Moon tahu kalau Sung Joon. sangat kesakitan, dan meminta  kalau harus menahannya. Sung Joon seperti merasakan sakit dan berusaha untuk bertahan. Tuan Moon bercerita kalau sebenarnya sudah menyerah saat pertama kali datang kesini.
“Tapi... Ayah melihat apa yang kau tempel di dindingmu. Ayah melihatnya, dan berubah pikiran. Dengan pola pikir itu, kau bisa hidup, Moon Sung Joon.” Ucap Tuan Moon yakin
“Apa Ayah sungguh percaya kalau aku bisa hidup?” kata Sung Joon seperti tak yakin.
“Tentu saja. Kau pasti pernah mendengar berita di sana-sini tentang pasien kanker stadium yang mampu bertahan. Kita akan berjuang sampai akhir. Ayah tidak akan menyerah, jadi jangan menyerah juga.” Ucap Tuan Oh. Sung Joon berusaha agar tetap bertahan.
“Kenapa kau tidak makan sekarang untuk membantu mendapatkan kembali kekuatanmu? Ayah sudah mencari tahu kesana-sini. Ternyata, kebugaranmu penting saat melawan kanker.” Kata Tuan Oh. Shi Kyung membereskan sampah dan melihat ada banyak obat yang terbuang.

Shi Kyung bertemu ibunya sedang bersama dengan Nyonya Shin, lalu bertanya Obat jenis apa ini. Nyonya Oh melihat dan mengaku tak tahu. Nyonya Shin meminta Shi Kyung bisa memperlihatkan padanya, lalu memberitahu kalau itu obat penghilang rasa sakit.
“Kau bilang Obat penghilang rasa sakit?” kata Shi Kyung kaget
“Ya. Ini obat penghilang rasa sakit dalam bentuk pil, bukan suntikan.” Jelas Nyonya Shin. Nyonya Oh ingin tahu alasan Shi Kyung bertanya tapi Shi Kyung terlihat ragu.
“Kenapa kau tidak mengatakan apa-apa? Dari mana kau mendapatkan ini?” tanya Nyonya Oh
“Aku menemukan ini di tempat sampah kamarnya Sung Joon.” Akui Si Kyung. Nyonya Oh kaget menemukan ditempat sampah Sung Joon

Tuan Moon menjaga anaknya sambil membaca buku yang berjudul [Berbagai Jenis Kanker dan Pengobatan untuk Kanker] Nyonya Oh masuk ruangan bertanya apakah Tuan Moon adalah Ayahnya Sung Joon. Tuan Moon membenarkan.
“Anakku menemukan ini saat mengosongkan tempat sampah. Kurasa Anda tanpa sengaja membuangnya. Karena Anda tidak dapat menggunakan ini, maka Anda harus membelinya lagi.” Ucap Nyonya Oh
“Terima kasih sudah bersikap baik dan memberitahuku. Tapi Itu bukan tidak sengaja.” Kata Tuan Moon. Nyonya Oh binggung apa maksudnya bukan tidak sengaja
“Aku sengaja membuangnya.” Kata Tuan Moon. Nyonya Oh kagert bepikir Tuan Moon tak tahu apa yang dibuanganya itu.
“Perawat bilang itu obat penghilang rasa sakit.” Kata Tuan Moon. Nyonya Oh pikir sekarang Tuan Moon tahu
“Anda tahu kalau tanpa obat ini, Sung Joon akan mengalami kesulitan.” Ucap Nyonya Oh dengan nada sedikit tinggi.
Tuan Moon ikut marah bertanya siapa Nyonya Oh berani mengatakan iytu. Nyonya Oh pikir tak penting membahasnya sekarang. Tuan Moo dengan nada menyindir mengucapkan Terima kasih atas perhatianmnya tapi akan mengurus anaknya sendiiri
“Ya, tapi mengapa Anda membuang obat penghilang rasa sakit ini?” kata Nyonya Oh heran
“Obat penghilang rasa sakit adalah obat adiktif. Aku tidak bisa membuat anakku berubah menjadi pecandu narkoba.” Kata Tuan Moon.
“Sung Joon sepertinya sangat kesakitan. Kurasa Anda tidak mengetahuinya.” Kata Nyonya Oh
“Siapa bilang aku tidak mengetahuinya!? Apa kau pikir aku tidak tahu kalau anakku sakit? Aku melakukan ini untuk menyembuhkan anakku!”kata Tuan Moon. Shi Kyung sedari tadi ada didepan pintu hanya bisa melonggo melihat sikap Tuan Moon. 

Di ruangan Dokter Park
Kepala perawat mondar mandir kebingungan, lalu memutuskan akan berusaha meyakinkan Tuan Moon. Dokter Park pikir kepala perawat agar menahan dirinya. Kepala perawat yakin  Ayahnya Sung Joon perlu tahu seberapa buruk rasa sakitnya bagi pasien kanker stadium akhir.
 “Sepertinya dia sudah tahu. “ kata Nyonya Yoon
“Bagaimana bisa dia tidak tahu itu saat dia bersama Sung Joon?” kata Dokter Lee heran.
“Aku tidak tahu mengapa dia datang ke sini jika akan bertindak seperti ini. Bukankah pasien kanker terminal datang ke rumah sakit untuk menghilangkan rasa sakit? Kita berusaha untuk membuatnya senyaman mungkin sampai dia meninggal dunia. Kenapa dia menolak perawatan kita?” kata Kepala perawat dengan nada tinggi.
“Kepala Perawat, kau akan semakin kesal lagi. Kau ingat ayahnya Jin Young, kan?” kata Dokter Park. Nyonya Oh seperti baru tahu  tentang Ayahnya Jin Young.
“Ya... Dia meninggal awal tahun ini. Seperti Sung Joon, ayahnya juga mengatakan kalau dia akan menjadi kecanduan obat penghilang rasa sakit. Dia menolak untuk mengizinkan anaknya meminum obat. “ jelas Dokter Park.
Nyonya Oh ingin tahu  apa yang terjadi selanjutnya. Dokter Park mengatakan kalau Jin Young menderita kesakitan sampai akhir dan Ayahnya Jin Young menyesali keputusannya pada akhirnya. Nyonya Oh merasa kasihan dan menurutnya mengerikan sekali.
“Oh, kalau begitu... Bagaimana jika kita memberitahu ayahnya Sung Joon tentang Jin Young?” kata Nyonya Oh.
“Itu percuma saja.. Ini bukan tentang obat penghilang rasa sakit. Ini tentang apa dia bisa menerima kematian anaknya atau tidak. Ayahnya Sung Joon tidak bisa menerima kematian anaknya sekarang.” Ucap Dokter Park. Shi Kyung diam-diam mendengar pembicaraan orang dewasa. 

Bom mengertahui rencana Shi Kyung yang ingin diam-diam menyelinap memberikan obat penghilang rasa sakit pada Sung Joon. Shi Kyung pikir  itu satu-satunya cara untuk membantu Sung Joon. Bom setuju dan ingin tahu kapan akan melakukannya.
Mereka berdua mengendap-ngendap berjalan kerumah sakit, lalu mencboa mendengar dari depan pintu. Shi Kyung pikir Sung Joon  pasti masih tidu jadi akan memeriksa dan melihatnya. Ketika mereka masuk, ternyata kamar Sung Joon sudah kosong. 



Shi Kyung kaget kalau Sung Joon sudah dipulangkan. Ga Ram memberitahu kalau pihak keluargar mengisi dokumen kemarin dan pergi. Shi Kyung pikir  Itu seharusnya tidak terjadi. Ga Ram memperlihatkan kalau ia juga sudah membuat ID Card Pegawai Negeri Sipil untuk Sung Joon.
“Kami akan memberinya hadiah ini sebelum dia pergi.” Ucap Ga Ram.
“Kemana Sung Joon pergi?” tanya Shi Kyung. Ga Ram mengetahui itu pergi  Ke kuil di dekat Hospice.
Shi Kyung membaca pesan yang dikirimkan Sung Joon dalam hati bergumam kalau Ini empat sinyal dari Sung Joon jadi harus menemui Sung Joon karena tidak punya waktu. Ga Ram melihat Shi  Kyung pergi bertanya mau kemana Shi  Kyung mengatakan akanMenemui Sung Joon!



Shi Kyung berjalan di lorong melihat Itu wakil kepala sekolah dan bergumam kalau tidak boleh ketahuann dan berusaha menghindar. Wakepsek bisa menghalanginya dengan membahas kalau Shi Kyung pasti tidak ingin pergi ke Grand Canyon bersama Bom lagi. Shi Kyung mengaku tetap ingin pergi.
“Saya akan menambahkan kaktus.” Ucap Shi Kyung
“Benarkah? Lalu Kaktus seperti apa yang akan terjadi saat ini” tanya Wakepsek.
“Saya akan memberitahu Anda lain kali. Saya agak sibuk.” Kata Shi Kyung lalu berbalik arah dan melihat Guru Park sudah ada didepanya.
“Oh! Dia adalah rintangan yang lebih besar lagi. Aku harus keluar dari sini.” Gumam Shi Kyung. Tapi guru Park seperti tetap ingin menghalangi jalan Shi Kyung.
Bersambung ke episode 10

PS; yang udah baca blog/ tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Makasih.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 
INSTAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted



Tidak ada komentar:

Posting Komentar