PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 21 November 2017

Sinopsis The Package Episode 12 Part 1

PS : All images credit and content copyright : JBTC
Tuan Oh dan Nyonya Han berpelukan diatas kapal persiar, So Ran dan Kyung Jae berpelukan diatas jembatan. Yeon Sung memeluk anaknya dan terlihat sedikit mabuk. Sementara So So dan Ma Roo berada dibawah kaki malaikat.
“Jika aku percaya pada takdir, Jika kita bertemu lagi, seolah itu takdir Maka aku akan benar-benar...” ucap So So 

[Episode 12- Aku mencintaimu]

So So dan Ma Roo kembali berjalan menyusuri jalan kecil, So So memberitahu kalau Ini adalah tempat yang paling  dibenci dalam paket perjalanan Tapi sekarang berpikir kalau sudah  merasa lebih nyaman. Ia pun mengucapkan Terima kasih pada Ma Roo yang sudah menyetir sejauh ini.
“Apa yang akan kau lakukan besok?” tanya Ma Roo yang akan pulang besok
“Aku akan mencuci pakaian, dan bersiap menyambut kelompok berikutnya.” Jawab So So.
“Apa kau pernah berpergian di Perancis?” kata Ma Roo. So So pikir sebagai seorang pemandu jadi Berpergian adalah pekerjaannya
“Bukan seperti itu, tapi Liburan yang sesungguhnya, seperti orang yang tak memiliki rumah. Liburan sebagai traveler sejati. Kau bisa  Pergilah berlibu, Menyerahlah, dan nikmati dengan bebas.” Kata Ma Roo.
“Aku tidak punya waktu untuk itu. Ada barisan orang yang ikut paket liburan Dan aku harus belajar di waktu luangku. Aku tidak perlu berpergian dan hanya ingin tidak melakukan apapun. Aku ingin membaca, tidur siang, dan bermimpi sepanjang hari.” Jelas So So
“Itu juga liburan.” Ucap Ma Roo. So So mengatakan  tidak mampu melakukan itu.
“Kau akan langsung bekerja, kan? Apa kau baik-baik saja?” tanya So So . Ma Rooo pikir tidak seperti itu. 



Dalam bayangan, Saat kembali ke kantor Ma Roo menyapa semua karyawan dengan wajah bahagia. Tapi semua karyawan seperti langsung mengarahkan pistol padanya. Dan Kepala Yoon pun siap dengan senapanya, Ma Roo tak bisa berbuat apa-apa hanya mengangkat tanganya.
 “Ini adalah pertanyaan siapa yang akan menarik pelatuk terlebih dahulu.” Jelas Ma Roo
“Apa kau akan dipecat? Tanya So SO 

Ma Roo pikir Mereka tidak bisa melakukan itu, karena Perusahaan membuat kesalahan besar.  So So pikir ini seperti  membahas tentang siapa yang lebih berkuasa daripada siapa yang membuat kesalahan. Ma Roo pikir benar juga
Tapi ada orang setia yang memiliki hati nurani... Tidak apa-apa.  Aku bisa hidup walaupun seperti itu.” Ucap Ma Roo. Mereka pun kembali berjalan.
“Aku minta datang ke sini hanya untuk memberitahumu bahwa aku ingin putus dan memutuskan kontak. Kau pasti merasa sedih.” Kata So So
“Tidak, tidak ada yang menyedihkan. Aku tidak sedih sama sekali.” Ungka Ma Roo. So So bergumam kalau Ma Roo itu brengsek.
“Kita akan bertemu lagi... Kau bilang, itu adalah takdir kita.” Kata Ma Roo yakin. So So pun memuji Ma Roo orang yang baik.


Yeon Sung duduk dibar sambil minum, Min Jung kembali menelp tapi memilih tak mengangkatnya. Ia masih ingat dengan perkataan pada Na Jung kalau tidak akan menikah. Min Jung memilih pakaian dalam dibuat binggung karena Yeon Sung yang tak mengangkat telpnya
“Aku minta maaf. Aku tidak berpikir kita bisa menikah.” Tulis Yeon Sung pada ponselnya, tapi saat itu pesan dari Min Jung masuk.
“Kau tidak mengangkat sepanjang hari. Kau ternyata baik juga di video.Kupikir kita bisa membiarkan putri kita menjadi sutradara film.”
Yeon Sung menonton video yang dibuat oleh anaknya dan dibagian akhir terdiam saat Na Hyun menuliskan “Terima kasih telah menerima Ayahku. Seorang pria yang tidak bisa  melakukan apapun dengan benar. Meski begitu...Aku akan memanggilmu "Ibu" suatu hari nanti Tunggulah, biarpun butuh beberapa waktu.”
Yeo Sung seperti serba salah karena sebelumnya berbicara pada anaknya kalau sangat membencinya. 



Na Hyun membuka pintu  mengejek ayahnya itu berperilaku sangat baik beberapa hari ini. Yeon Sung memeluk putri yang sangat disayanginya. Na Hyun memberitahu kalau ayahnya harus membayar denda 50.000 won jika mabuk.
“Bukannya 30.000 won?” kata  Yeon Sung. Na Hyun pikir otak ayahnya tak waras dan menyuruh masuk  saja.
“Astaga, leherku hampir patah.” Keluh Yeon Sung setelah membanting tubuhnya dikasur. Na Hyun menyuruh ayahnya agar mengunakan bantalnya.

“Na Hyun... Menurut pendapat Ayah, jika kau tidak kuliah... Dan tidak punya pekerjaan yang layak, orang akan memperlakukanmu seperti omong kosong.” Kata Yeon Sung. Na Hyun mengeluh ayahnya tidak akan menyikat giginya.
“Itu bisa terjadi saat ini juga... Aku minta maaf... Seharusnya aku membuat dunia ini menjadi sebuah tempat. Dimana orang tidak melakukan diskriminasi berdasarkan pengusiran atau pendudukan. Maafkan aku, Na Hyun. Bahkan kau saja tidak punya kekuatan seperti itu. Aku ingin kau melakukan itu. Hidup yang menyenangkan dan nyaman, tanpa kuliah. Dan jangan merendahkan dirimu karena kau tidak kuliah. Buktikan mereka salah.” Kata Yeon Sung. Na Hyun malah menyuruh ayahnya untuk gosok gigi sebelum tidur. 


So Ran melihat Kyung Jae berdiri sendirian di pantai, lalu bertanya Apa yang dilakukan di sini. Kyung Jae binggung karena So Ran  tahu keberaadanya. So Ran mengaku tak tahu tapi ini jalan menuju hotel.
“Apa kau mencariku?” tanya So Ran. Kyung Jae mengaku Tidak. So Ran ingin tahu apa yang terjadi.
“Apa kau ingin mendengar  sesuatu yang lucu? Aku mau menggantung ini. Tapi kita tidak diijinkan lagi. Semua kunci itu mematahkan pagar,  jadi mereka membuangnya.” Cerita Kyung Jae.
“Tidak apa-apa.  Kunci itu tidak ada artinya.” Ucap So Ran. Kyung Jae heran karena tidak ada yang cocok untuknya.
“Apa Aku bahkan tidak boleh  menunggu sebuah harapan?” kata Kyung Jae heran.
“Aku akan mengendarai kapal itu Jika kau terus berdiri dan merasakan angin di wajahmu. Kau merasa seperti model  atau peran utama wanita. Tapi ternyata, itu benar-benar dingin. Mungkin harapan... adalah sesuatu seperti itu. Kau menunggunya tanpa mengetahui apa sebenarnya itu. Sementara kau menderita saat ini Sama seperti kita.” Ucap So Ran.

“Aku mengerti. Hari ini adalah hari yang penting bagi kita. Sudah 7 tahun sejak kita bertemu dan kita juga tidak bisa meniup lilin. Bahkan Aku akan melamarmu hari ini. Aku akan memberitahumu bahwa kita bisa menikah karena mendapat investasinya.” Cerita Kyung Jae dengan ceritanya.
“Aku akan membuatmu bahagia selamanya. Aku akan menggantung kunci, dan memberimu cincin itu. Lalu menyanyikan sebuah lagu untukmu. Tapi aku tidak bisa  melakukan apapun untukmu lagi.” Kata Kyung Jae.
“Itu tidak penting dalam hubungan kita.” Kata So Ran. Kyung Jae menegaskan kalau itu penting baginya.
Kyung Jae mengatakan tidak ingin So Ran merasa minder saat mengenalkannya sebagai suami dan ingin merasakannya. So Ran mengatakan  hanya ingin cint dan tidak ingin membual tentang hal itu. Ia pikir memikirkan semua itu salah karena Tidak ada hubungan antara pernikahan dan investasi. Kyung Jae meluapkan amarah dengan mengumpat.
“Aku tidak akan berpikir seperti itu lagi. Pernikahan bukan tujuan kita, dan bayi  yang kita miliki bukanlah tujuan kita juga. Aku tidak akan hidup hanya untuk bayi jika kita memilikinya. Aku hanya akan mencintaimu. Selamanya, tanpa alasan.” Ungkap Kyung Jae.
So Ran tersenyum lalu keduanya saling berpelukan, keduanya pun berjalan pulang dengan saling berpelukan. So Ran ingin melihat Kyung Jae yang membeli sebuah cincin, Kyung Jae memberitahu akan memakainkan untuknya. So Ran kaget karena terlihat mahal.
Kyung Jae pikir investasinya akan berhasil. So Ran memarahin Kyung Jae agar bisa mengendalikan saja dirinya. Kyung Jae pikir akan mengembalikanya, So Ran pun menolak langsung mengambilnya dan berlari. Kyung Jae bertanya mau kemana. So Ran menjawab kalau mau buang air.

So So menyapa semua timnya bertanya “Apa kalian tidur nyenyak semalam?” semua menjawab “Iya!” dengan penuh semangat dan Senyum. So So tak percaya melihat semuanya tersenyum sebelum pergi. Tuan Oh pikir mereka  selalu menjawabnya.
“Anda tidak selalu begitu. Tapi kelompok ini adalah kelompok favoritku sejauh ini. Kalian menyebabkan kecelakaan paling sedikit dan mendengarkan instruksiku dengan sangat baik. Meski ada beberapa pengecualian.” Ungkap So So dan semua langsung menatap Ma Roo.
“Ada satu kegiatan lagi sebelum kita menuju ke bandara. Apa satu hal yang belum kita lakukan sejak kita datang ke Perancis?” ucap So So
“Belanja!” kata So Ran mengangkat tangan penuh semangat. So So membenarkan.
“Kalian tidak dapat melewatkan waktu belanja dalam paket liburan. Aku berpikir panjang dan keras sebelum memilih satu tempat. Jadi Ingatlah dua hal ini Pertama, pengembalian pajak, Ada karyawan yang bisa berbahasa Korea,  jadi mereka akan menjelaskannya kepada kalian.” Ucap So So
“Dan kedua, sample gratis. Ambil semua sampel gratis yang mereka berikan. Itu adalah produk ukuran perjalanan yang sempurna untuk liburan kalian berikutnya. Kalian punya 2 jam!” kata So So. So Ran ingin tahu dimana tempatnya. 



Semua masuk ke toko kosmetik Prancis. So Ran bahagia memilih produk yang ingin dibeli. Yeon Sung juga memilih dan Na Hyun. Saat itu Nyonya Han melihat dibagian rak, Tuan Oh menyuruh istrinya agar memilih salah satu produk. Nyonya Han pikir tidak bisa.
“Apa Kau membeli sesuatu?” tanya So So. Ma Roo mengatakan Hanya krim tangan untuk ibunya.
“Apa kau ingin kubantu saat di kasir?” tanya So So. Ma Roo pikir tak perlu karena hanya perlu mengeluarkan kartu kreditnya saja. 

Tiga pria berdiri di depan toko menikmati cuaca Perancis, Kyung Jae melihat Tiba-tiba hujan mendadak. Ma Roo binggung Apa yang akan merkea lakukan selama 2 jam, karena hanya butuh 15 menit saja. Kyung Jae juga berpikir seperti itu.
“Apa yang lain lakukan selama itu?” tanya Pria binggung karena wanita bisa belanja sampai dua jam.
“Aku tidak tahu tentang orang lain, tapi pacarku akan menikmatinya.” KataYeon Sung
“Aku suka orang sepertimu, Direktur Jung. Kau hanya butuh waktu lima menit. Apa rahasiamu?” kata Yeon Sung penasaran.
“"Avatar" belanja. Aku tidak pernah melampaui 3 langkah.” Ucap Yeon Sung penasaran. 

Flash back
“Pertama, aku menerima pesanan.” Min Jung mengirimkan gambar cream yang dinginkan agar Yeon Sung membelikanya.
“Kedua, aku menunjukkannya pada karyawan.” Yeon Sung memperihatkan gambar cream yang diminta pada kasir
“Ketiga, aku membelinya.” Yeon Sung pun membayar dengan kartu kredit. 
Semua terlihat tak percaya mendengarnya, Nyonya Han melihat ketigaya yang sudah selesai. Ma Roo bertaya apakah  Nyonya Han sudah selesai belanja. Nyonya Han mengatakan tidak punya apa-apa untuk dibeli, karnea bahkan tidak bisa menggunakan  yang sudah dimiliki

Saat itu  So Ran akan membayar di kasir, tiba-tiba Tuan Oh datang mendekatinya. Tuan Oh mengeluh kalau So Ran yang lebih membuatnya takut, lalu meminta So Ran agar memilih produk untuknya, So Ran mengatakan tidak tahu banyak tentang produk pria.
“Tolong bantu aku. Aku tidak tahu apa yang harus  dibeli untuk istriku.” Kata Tuan Oh.
“Kenapa dia tidak memilihnya?”ucap So Ran. Tuan Oh mengatakan kalau istrinya bilang itu buang-buang uang.
“Apa yang biasanya dia gunakan?” tanya So Ran. Tuan Oh dengan polos menjawa Produk kosmetik.
“Bukan itu maksudku... Apa dia kering” jelas So Ran. Tuan Oh pikir kasual
“Tapi dia sangat teliti saat dia membutuhkannya.” Kata Tuan Oh.
“Aku tidak berbicara tentang kepribadiannya. Jenis kulitnya.” Ucap So Ran. Tuan Oh seperti tak mengerti. So Ra mengeluh kalau Tuan Oh itu memang bawel.
“Masalahnya... dia tidak pernah menggunakan produk kosmetik yang bagus sebelumnya. Aku tidak peduli dengan harganya. Pilih saja yang terbaik untuknya, oke?” ucap Tuan Oh. So Ran pun meminta Tuan Oh agar mengikutinya dan menyimpan barangnya di kasir. 
“Ini adalah Arc de Triomphe de I'Étoile. Di bawah sini, kau bisa menemukan makam seorang tentara tak dikenal yang meninggal di Perang Dunia I. Sejak kuburan ini dibuat, apinya tidak pernah padam Dan bunganya tidak pernah mati.” Jelas So So pada sebuah makam dengan api yang menyala.
“Di Perancis, aku merasa bahwa orang Perancis  bekerja keras untuk mengingat sejarah. Jika kita lupa karena tidak ada hubungannya dengan kita. Kita akan menjadi korban suatu hari nanti, dan mereka tahu itu dengan baik. Dan Aku ingin mengatakan satu hal lagi. Orang pergi berlibur untuk menjadi bahagia. Jangan lupa bahwa dunia menjadi semakin bahagia saat kau semakin bahagia.” Ucap So So. Ma Roo menatap sedih karena semakin dekat berpisah dengan So So. 


“Tapi ada beberapa jenis orang yang  tidak bisa keluar untuk bepergian. Pertama, tipe malas. Jika kau bepergian dengan mereka, maka kau harus merencanakan perjalanan sendiri. Biasanya, orang-orang ini  juga banyak mengeluh. Dia akan berkomentar "Asrama ini menyebalkan. Makanan ini menyebalkan." Ini benar-benar menjengkelkan. Jadi Apa yang harus mereka lakukan?” kata So Ran
“Mereka bisa pergi pakai paket liburan.” Jawab Tuan Oh bersemangat.
“Itu benar! Anda mendapat hadiah! Ini adalah anggur lezat yang sulit ditemukan di Korea” ucap So So memberikan anggur pada Tuan Oh. Tuan Oh terlihat sangat senang menerimanya.
“Kedua, tipe diktator. "Percayalah, aku akan melakukan segalanya." Mereka merencanakan seluruh perjalanan dan semua pilihan makanan. Tetapi tidak mungkin  untuk menyukai semua itu. Jika kau mengeluh, mereka akan marah. Apa yang harus mereka lakukan?” kata So So
“Aku tahu! Mereka bisa pergi pakai paket liburan.” Ucap Kyung Jae . So So memberikan hadiah juga pada Kyung Jae.  
“Ini terlalu mudah. Ketiga, tipe yang tidak siap. Mereka tidak membawa kosmetik apapun. Jadi mereka meminta untuk meminjam.” Kata So So. Na Hyun bisa menjawab kalau mereka harus mengambil Paket liburan. So So pun pergi memberikan hadiah juga.
“Selanjutnya... Terima kasih.. Aku akan membiarkan San Ma Ru menjawab pertanyaan terakhir. Kau benar-benar tidak ingin berpergian dengan tipe ini. Kau selalu mengatakan "Kau bekerja keras. Terima kasih. Aku minta maaf. Aku mencintaimu." Ada orang yang tidak mengekspresikan perasaan mereka. Apa yang harus mereka lakukan?” ucap So So.
Ma Roo seperti tak yakin jawabanya Paket liburan. So So langsung membenarkan. Ma Roo binggung karena jawabannya bisa benar.  SO So mengatakan kalau Pemandu akan mengungkapkannya untuk mereka, lalu memberitahu pada semuanya yang sudah bekerja keras dalam liburan panjang ini, maka sangat bersyukur, juga minta maaf dan mencintai mereka semua.Semua pun memberikan tepuk tangan bahagia. 


Mereka pun sampai di terminal keberangkatan, So So menyurh semua segara masuk sekarang dan akan ramai karena hari adalah akhir pekan. Semua hanya terdiam seperti berat untuk pergi begitu saja. Nyonya Han akhirnya pergi mendekati So So dengan mata berkaca-kaca.
Ingatlah untuk makan makananmu dan Tetap sehat.  Kunjungi kami di Korea.” Ucap Nyonya Han. So So menganguk berharap Nyonya Han juga tetap sehat.
“Kau bekerja keras, Pemandu Eonnie.” Kata Tuan Oh. So So tahu kalau Pasti susah untuk makan yang tidak disukai.
“Belilah makanan enak.” Ucap Tuan Oh memberikan uang, So So mengucapkan terimakasih.
“Hubungi aku saat kau di Korea. Belikan aku makanan yang lezat.” Goda Yeon Sung. So So menganguk dengan senyuman.
“Aku akan kembali bersama teman-temanku.” Kata Na Hyun. So So pikir itu bagus dan Kyung Jae pun mengucapkan Terima kasih pada So So
“Aku tidak membeli gaun itu. Bisakah kau membantuku membelinya?” kata So Ran. So So pikir bisa dan meminta agar menelpnya saja. Ma Roo maju dengan saling menatap dan berjabat tangan.
“Tolong beri aku peringkat panduan 10 dari 10.” Ucap So So. Ma Roo pikir itu sudah pasti. So So pun menyuruh mereka segera masuk. Semua melambaikan tangan dengan penuh semangat termasuk Ma Roo saat masuk gate.
“Aku akan merindukanmu!  Aku akan menemuimu lagi!” ucap Ma Roo. So So pun ikut melambaikan tangan berharap Semoga selamat sampai tujuan.


So So menaiki bus menatap tempat duduk Tuan Oh dan Nyonya Han, Yeon Sung dan Na Hyun, So Ran dan Kyung Jae begitu juga Ma Roo. Tapi semua hilang begitu saja sebagai bayangan. So So sedih karena perjalanan mereka berakhir.
“Apa kalian aman di jalan? Sudah Seberapa jauh sekarang?” gumam So So 

Di terminal Kedatangan.
Semua sudah berkumpul, Mereka memberitahu So So kalau  tiba dengan selamat juga, tanpa masalah. Tapi hanya satu orang yang belum keluar dari pintu kedatangan. Ma Roo kembali ditahan oleh pihak imigrasi dengan bawaan yang mencurigakan.
“Seharusnya kau tahu lebih baik. Apa ini?” ucap Petugas memperlihatkan barang yang dianggap sebagai pria mesum.
“Aku tidak menyukai hal ini, tapi Temanku yang meminta ini. Dia kesepian, Aku minta maaf.” Ucap Ma Roo
Akhirnya Ma Roo keluar dengan kopernya langsung meminta maaf,  Tuan Oh kembali mengomel kalau Orang elit ini harus tahu lebih baik karena membuat mereka menunggu dua kali, Ma Roo kembali minta maaf. Nyonya Oh kembali menghentikan suaminya agar tak terus mengomel.
“Kami berfoto bersama, dan saling bertukar nomor telepon. Kami sepakat untuk bertemu di Gapyeong Garden untuk minum minggu depan”
Ma Roo pun mengeluarkan tongsisnya dan foto bersama, wajah mereka terlihat bahagia setelah berlibur. 

“Tapi, anehnya...Aku merasa seperti aku datang ke tempat baru untuk berlibur. Meski itu rumahku sendiri. Aku yakin kita bisa membicarakan hal-hal seperti ini suatu hari nanti Karena... kita akan  bertemu lagi suatu hari.”
Ma Roo kembali ke rumah seperti merasakan sesuatu yang beda, lalu mulai mencuci pakaian selama berpergian dalam kamarnya. Ia berada dalam kamarnya tapi seperti terasa hampa.
“Sudah lama sejak aku berada di rumah,  tapi tidak ada yang berubah. Semuanya ada di tempat yang benar. Bajuku, bukuku, makeup-ku Dan temanku. Tapi semuanya masih terlihat berbeda. Temanku, dekorasi, dan suasananya.”
So So duduk di depan cermin memoles wajahnya dengan make up, temanya terlihat bahagia di belikan sesuatu saat So So pulang.
“Wajahku juga terlihat berbeda. Aku akan bertemu dengan sekelompok orang asing baru hari ini. Satu-satunya hal yang familiar bagiku adalah sepatu yang kau berikan padaku. Aku akan bersenang-senang Aku harap kau punya hari baik juga.”
So So keluar dari rumah dengan sepatu pemberian dari Ma Roo. 


Ma Roo kembali ke kantor, tapi tak ada yang menyambutnya. Byung Jae datang menghampir menanyakan apakah  Ma Roo bersenang-senang. Ma Roo memberitahu kalau sudah membelikan untuk temanya. Byung Jae mengaku kalau kesepian dan mengajak untuk pergi ke mejanya.
“Kau di zona siaga. Aku membersihkannya dan tidak ingin orang lain melakukannya.” Ucap Byung Jae setelah Ma Roo kaget dengan mejanya yang bersih.
Saat itu Kepala Yoon, Ketua Tim dan Nona Oh keluar dari ruang rapat. Ma Roo menatap sinis dan dua atasanya terlihat tak peduli. Nona Oh memberikan senyuman karena Ma Roo sudah pulang. Byung Jae membisikan kalau Ma Roo Jangan percaya Deputi Oh.

Nona Oh melihat Perjalanan Ma  Roo  seru, karena terlihat lebih baik. Lalu bertanya  tidak merindukanya. Ma Roo pikir Nona Oh  ingin menjelaskan soal biaya 1,4 miliar won Nona Oh mengatakan kalau Mereka mencoba menakuti Ma Roo saja. Ma Roo bertanya  Apa itu semua yang dibutuhkan.
“Kau harus jujur, kalau Kau ketakutan dan Bilang saja kau tidak memiliki filenya. Dan menndatangani kesepakatan bahwa kau tidak akan merugikan perusahaan. Alih-alih menimbulkan masalah  dengan memecatmu. Mereka lebih memilih untuk menjagamu dan mempekerjakanmu dengan hati-hati. Lalu Mereka akan membatalkan gugatan.” Ucap Nona Oh memberikan saran.
“Jika aku menandatanganinya, maka kebenaran yang aku tahu akan menjadi bohong.” Kata Ma Roo. Nona Oh pikir Itulah yang mereka inginkan.
“Jadi Itukah sebabnya mereka menuntutku? Selama aku setuju dengan mereka, maka itu menjadi sebuah kebohongan” kata Ma Roo
“Ini tidak terlalu sulit. Ini belum berakhir. Pekerjaanmu di sini, dan hubungan kita. Kita bisa mulai dari awal. Kau Jangan merasa sedih. Aku melakukan yang terbaik untuk memperjuangkanmu.” Ucap Nona Oh menyakinkna.
“Kau tahu, bukan? Bahwa perusahaan sedang menguji obat baru mereka. Apa Kau memerintahku untuk mengirim kontainer itu, meskipun kau sudah tahu? Seharusnya kau memberitahuku bahwa kau ada di pihak mereka. Maka itu tidak akan menyakitiku lebih dalam.” Ucap Ma Roo lalu pamit pergi. 



Min Jung sudah duduk di cafe, wajahnya terlihat termenung dan langsung berubah tersenyum saat melihat Yeon Jung datang dengan Na Hyun. Yeon Jung meminta maaf karena terjebak macet jadi datang terlambat. Min Jung berlari membuka tanganya lebar-lebar dan langsung memeluk Na Hyun karena sangat merindukanya. Na Hyun seperti terharu karena selama ini tak ada seorang wanita yang memeluknya. 

Ketua Tim dan So Ran duduk di depan minimarket sambil minum bir, Ketua Tim pikir ingin makan di restoran yang bagus. So Ran mengaku kalau Perancis mempengaruhinya karena Setelah duduk di kafe outdoor sepanjang minggu, a merasa pengap kalau di dalam. Ketua Tim mengejak So Ran adalah wanita Perancis sekarang, So Ran membenarkan.
“Dan juga terima kasih. Kau merekomendasikan restoran  kemanapun aku pergi, dan merawatku. Aku merasa aneh dan cemas. Aku benar-benar bahagia... saat kau melamarku Aku sangat senang... Tapi bukan karena aku menyukaimu... Aku hanya menyukai situasinya.” Ucap So Ran.
“Di dalam pikiranku "Aku tidak percaya orang keren seperti itu menyukaiku, kecantikanku ternyata belum selesai." Kau juga tahu bagaimana... Pasti buruk, kan?” ungkap So Ran.
“Kau wanita yang buruk.” Komentar ketua Kim. So Ran tak mengelak.
“Karena pria yang keren menyukaiku, maka Aku juga merasa seperti wanita keren. Ini adalah pemikiran menyedihkan... Tapi aku merasa lebih berharga. Sebagai hasilnya... aku mulai menyukaimu lebih dan lebih. Karena kau membuatku menjadi wanita yang cukup keren. Itulah kenapa... Setiap kali aku bertarung dengan pacarku, maka aku menjadi orang jahat.” Cerita So Ran.
Ketua Tim kaget kalau So Ran punya pacar. So Ran membenarkan lalu meminta maaf kalau tidak bisa memberitahu sebelumnya. Ketua Tim pikir kalau Waktu itu...


Flash Back
Ketua Tim tahu So Ran akan berlibur dan ingin tahu Dengan siapa, So an mennjawab kalau dengan Dengan seorang teman.
“Jawabanmu berbeda, jadi aku pikir aku punya kesempatan.” Ucap Ketua Tim. 

“Aku hanya tidak ingin ada orang di tempat kerja untuk tahu, kalau aku pergi dengan pacarku.” Jelas So Ran.
“Tidak masalah. Aku masih akan melamar... Bahkan jika aku tahu kau punya pacar.  Tapi Apa ini penolakan?” kata Ketua Tim. So Ran membenarkan.
“Jangan beralih departemen Dan jangan pindah perusahaan juga. Masih banyak yang harus kita lakukan.” Ucap Ketua Tim memilih untuk membua botol bir kedua mengurangi rasa kecewanya.
“Aku tidak akan pergi ke mana-mana sampai seseorang menawarkanku gaji yang lebih tinggi. Aku minta maaf, tapi aku akan bekerja keras untuk menebusnya.” Kata So Ran dengan senyuman. 

Kyung Jae menataap Surat Penandatanganan Kewajiban lalu memberikan cap jarinya sebagai tanda persetujuan. Seniornya meminta maaf karena hasilnya seperti ini, menurutnya Kyung Jae akan mendapatkan investasi di tempat lain jika bekerja keras, dengan memberikan semangat karena masih muda.
“Apa memang aku harus menderita... karena muda?” ucap Kyung Jae menahan amarah.
“Itu juga... hak istimewa untuk menjadi muda. Sekarang Aku pergi. Dan bayar kembali tepat waktu. Lalu Ayo kita makan bersama kapan-kapan.” Ucap Seniornya. Kyung Jae tak percaya kalau semua rencananya gagal bahkan sekarang memiliki utang. 

Ma Roo melakukan sidang Peringatan Kelakuan Buruk, kalau tidak hadir tanpa cuti, Ma Roo mengatakan kalau  mendengar tentang pembatalan persetujuan saat sedang berlibur serta tidak bisa bekerja karena ada di luar negeri. Dua orang pria mengartikan Ma Roo tidak hadir tanpa cuti.
“Kau juga mencuri identitas atasanmu dan menemukan rahasia perusahaan...” ucap si pria
“Aku menggunakan kartu identitasnya,  tapi aku tidak mencurinya.” Tegas Ma Roo.
“Itu mirip seperti mengatakan bahwa  Kau memukulnya tapi tidak memukulnya. Apa kau... sudah menghapus filenya?” tanya si Pria satu  
“ Ini akan menjadi rumit jika kau masih memilikinya. Dari sudut pandang kita. Kau memfitnah perusahaan, Atau kau mau menguntungkan pesaing kita dengan informasi palsu.” Ucap Pria dua.
“Ini bukan informasi palsu. Mereka menyamarkan obat baru  sebagai obat biasa Dan menyumbangkannya ke Afrika.” Ucap Ma Roo.
“Apa kau punya bukti? Itu tidak ada dokumen terkait!” tegas Si pria dua.
“Aku menyelesaikanyaa dan bahkan meminta mereka menyetujuinya. Harusnya ada dokumen terkait.” Ucap Ma Roo. Si pria pun meminta agar membawa anggota departemen lainnya.

Ketua Tim  datang mengatakan tidak pernah meminta siapapun  untuk melakukan itu Jadi tidak akan ada dokumen apa pun. Ma Roo hanya menatap heran.
“Aku tidak pernah menerima perintah itu, dan juga tidak pernah berhasil melakukannya. Ini jelas... Sebuah upaya untuk menyabotase perusahaan kami dengan dorongan seseorang.” Ucap  Ketua Yoon menyudutkan Ma Roo, Ma Roo tak percaya kalau disudutkan.

Nona Oh akhirnya masuk, Si pria tahu kalau perusahaan lain juga bekerja sama dan ingin tahu Siapa yang mengelolanyaa. Nona Oh menjawab kalau ia yang melakukanya. Si pria bertanya Apa ada persediaan yang dikirim ke Afrika Selama semester pertama tahun ini, Ma Roo menjawab dengan cepat kalau itu Ada dua.
“Tolong jawab Ada atau tidak?” tanya Si pria
“Pasokan yang dikirim ke Afrika... Tidak pernah ada.” Ucap Nona Oh, Ma Roo kaget karena memang Nona Oh mengkhinatinya.
Bersambung ke part 2


FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

1 komentar: