PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 03 Maret 2018

Sinopsis Queen Of Mystery 2 Episode 2 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS
Hee Yeon menyiapkan sebuah minuman, Wan Seung pikir kalau hanya butuh segelas air. Hee Yeon memberitahu kalau Anthocyanin dan citric acid akan membuat lebih rileks. Wan Seung langsung menghabiskan minum mengaku kalau sangat segar.
“Apa ada orang lain yang dendam dengan bisnismu?  Apa kau tahu?” tanya Wan Seung
“Aku hanya senang membuat roti.” Kata Hee Yeon. Saat itu pintu terbuka dan angin berhembus dengan kencang.
Cap lampu diatas Hee Yeon bergoyang. Wan Seung langsung menahanya meminta agar Hati-hati. Saat itu Seol Ok melihat sikap Wan Seung yang sangat perhatian pada wanita muda dan cantik. Sung Ha hanya bisa menatap keduanya saling menatap.


Tuan Jo duduk di ruangan dengan banyak kertas yang sudah dibuang diatas meja. Sung Woo masuk ruangan menyapa kepalanya. Tuan Jo ingin tahu Dimana Letnan Ha. Sung Woo memberitahu kalau Wan Seung sedang menyelidiki kasus pembakaran yang disengaja.
“Pastikan dia tak macam-macam.” Kata Tuan Jo. Sung Woo binggung apa maksudnya Macam-macam
“Apapun itu, jangan sampai dia melakukan hal lain. Kepala Shin sangat pusing melihatnya.” Ucap Tuan Jo. Sung Woo menganguk mengerti dan akan keluar dari ruangan
“Kepala Tim Gye... Kemarin, aku menyunting bagian ini.” Kata Tuan Jo lalu gugup dan Sung Woo seperti dengan senang hati ingin membacanya.
“Aku penasaran bagaimana cara Anda mengubahnya.” Kata Sung Woo. Tuan Jo mengaku kalau berpikir demikian kalau Sung Woo akan penasaran dan memperlihatkan hasil tulisanya. sung Woo mengambil hati Tuan Jo memuji kalau tulisan bagus. 


Wan Seung heran Seol Ok yang bisa tahu kalau ada kebakaran di toko yang lain lalu mengejek Seol Ok itu bisa jadi dukun. Seol Ok pikir Wan Seung sudah menangkap pelaku pembakarannya. Wan Seung bertanya kapan itu dengan nada sinis.
“Apa Itu tak benar? Kau terlalu santai, jadi kupikir kau sudah menangkapnya.” Ejek Seol Ok
“Kau tak paham karena kau bukanlah seorang petugas, sekarang aku sedang menginterogasi korban.” Ucap Wan Seung
“Aku petugas kehormatan Dan aku adalah bagian dari Kantor Polisi Joongjin.”balasa Seol Ok menunjuk lencananya. Wan Seung menegaskan kalau Seol Ok sebagai juniornya
“Lalu Kenapa kau bersama profiler itu?” tanya Wan Seung seperti cemburu.
“Apa Kau mau dia pergi sendiri? Aku paham... Kalian berdua memang dekat.” Komentar Sung Ha.
Seol Ok tak percaya yang dimaksud itu “kita”. Wan Seung menegaskan mereka tak sedekat itu. Wan Seung mengejek mereka berdua.. menganggap diri mereka sebagai "kita". Seol Ok membela diri kalau melakukan hal itu pada semua orang dan sudah melakukannya sejak kecil. Wan Seung tak ingin berlama-lama ingin tahu tujuanya datang.
“Inspektur Woo dan aku sedang mengusut kasus pembakaran berantai. Aku dan kau sudah menyelesaikan satu kasus, 'kan?” ucap Seol Ok
“Kau tak menganggap  aku dan kau jadi "kita". Kau bilang melakukannya pada semua orang.” Komentar Wan Seung. Seol Ok terlihat binggung.
“Kau Bilang saja "kita". Bisik Wan Seung tak ingin ketahuan kalau mereka dekat.

“Apa kau punya musuh?” tanya Sung Ha.  Wan Seung mengaku sudah selesai memeriksanya.
“Aku hanya membuat kue saja Dan mengurus toko.. Aku tidak tahu apa-apa.” Kata Hee Yeon.
Sung Ha melihat deretan kue di etalase, lalu merasa kalau Hee Yeon punya musuh kalau dilihat dari harga yang malah untuk sepotong kue seharga 9800 won. Hee Yeon mengaku menggunakan bahan yang bagus. Yaitu 100 persen “handmade” lalu mengajak mereka ke tempat yang nyaman.

Saat itu Petugas Kim Moon Ki sibuk dengan dengan ponselnya.  Detektif Yuk langsung memarahi petugas Kim yang pakai  ponsel saat bekerja karena pasti akan dimarahi. Petugas Kim meminta maaf dan langsung memasukan ponselnya.
“Dimana si Pengendus Narkoba itu?” ucap Detektif Yuk sinis. Petugas Kim menunjuk ke dalam 

Di ruang produksi
Sung Ha sengaja memberikan tanda bulat  pada Joongjin2-dong, Joongjin3-dong, dengan butter cream. Seol Ok langsung memuji Sung Ha yang terlihat keren dan memujinya. Wan Seung seperti cemburu mengeluh Sung Ha yang mengambar diatas peta.
“Ini adalah semua tempat kebakaran terjadi. Pelaku pembakaran di Baebang-dong dan Joongjin-dong adalah orang yang sama. Pelakunya adalah...” kata Sung Ha langsung disela oleh Wan Seung
“Usianya awal 30-an... Seorang pria. Belum menikah... Ada 3,000 pria seperti itu di daerah ini.” Jelas Wan Seung
“Dia melakukannya di jam-jam tertentu. Dia melakukannya di Baebang-dong  saat waktu makan malam. Dia melakukannya di Joongjin-dong  saat malam hari. Dia tak bergerak  pada siang hari.” Ucap Sung Ha. 

Seol Ok menyimpulkan si pelaku yang tak melakukannya saat siang hari. Wan Seung mengeluh kalau itu Tak ada kemajuan. Sementara di sebuah bangunan ada seorang pegawai seperti sangat senang dengan api. Sung Ha yakin kalau si pelaku  melakukannya saat pulang kerja.
“Dia melakukannya tergantung dengan suasana hatinya. Pasti ada kasus kecil yang tidak terlaporkan. Lalu Dilihat dari modus operandinya, dia bukan pria yang teliti. Dia melakukannya tergantung suasana hatinya dan juga bisa menyesalinya. Dia bisa jadi seorang pria dengan pemikiran yang sederhana dan tidak pernah menyesal.” Ucap Sung Ha menganalisis
“Kalau begitu, pelakunya adalah......Ahjumma.” kata Wan Seung menunjuk ke arah Seol Ok
“Bukan aku... Tapi Kurasa kaulah pelakunya.” Kata Seol Ok membayangkan Wan Seung menjadi pelaku
Wan Seung seperti orang tak waras membuka jasnya dan terlihat ada alat untuk membuat api yang sangat lengkap. Ia berjalan dengan memperlihatkan kalau akan membakar habis semuanya, sampai akhirnya berhenti di bagian papan dengan gambar rambut wanita. Seol Ok yang membayangkan sendirian langsung tertawa bahagia.
Hee Yeon melihat Seol Ok binggung bertanya ada apa dengan wanita didepanya. Wan Seung hanya mengumpat Seol Ok itu aneh lalu menjelaskan tak ada apapun di pemberentihan bus  Baebang6-dong dan Joongjin3-dong. Seol Ok memberitahu Terjadi kebakaran di pemberhentian bus dan stasiun kereta.
“Jadi dia tak naik kereta. Tapi Dia naik bus, 'kan?” ucap Hee Yeon. Sung Ha menyetujuinya.
“Dia tinggal di Joongjin-dong dan bekerja di Baebang-dong. Dia pulang sekitar jam 6.00 atau 6.30 malam. Lalu Dia turun di pemberhentian bus Joongjin3-dong.” Ucap Sung Ha dengan membuat garis lainya.
Wan Seung seperti mengikutinya dengan Seol Ok merasa bersyukur karena pelaku tidak naik bus karena Ada banyak orang dan mengajak untuk melihat CCTV di dalam bus. Seol Ok pikir Orang-orang yang  pindah bus tidak termasuk sebagai pelaku.
“Sepertinya dia tinggal di Joongjin3-dong.” Kata Sung Ha
“Carilah orang yang membeli rokok dan acetone di Joongjin3-dong. Cari di semua pasar, toko, dan apotek di sekitar situ..” ucap Seol Ok
“Toko obat juga, karena Acetone juga dijual di toko obat. Acetone bisa digunakan  untuk membersihkan dapur.” Kata Hee Yeon. Diam-diam detektif Yuk mencoba menguping dari depan pintu. 

Sung Woo melihat papan dengan banyak foto sebaga “Kasus Pembakaran yang Disengaja” lalu mulai melingkari bagian bukti yang ditemukan dan sedikit berpikir.  Na Ra datang menemui Sung Woo. Sung Woo dengan senang hati bertanya apakah ada yang bisa dibantu.
“Disini agak bau kasus...” ucap Na Ra. Sung Woo hanya tersenyum lalu menerima telp yang berdering.
“Kepala Gye... Aku harus kerja apa?” tanya Na Ra. Sung Woo pikir mereka bukan pekerja yang kaku.
“Sudah hampir jam pulang dan Hentikan pekerjaanmu. Kau Mulai saja besok.” Ucap Sung Woo
“Bolehkah aku pulang sekarang?” tanya Na Ra. Sung Woo mempersilahkan.
Na Ra dengan wajah bahagia menelp temanya kalau  akan Sampai jumpa 30 menit lagi di Hongdae. Saat itu Tuan Jo melihat anak kepala polisi sampai menabrak TV yang tergantung, lalu masuk ke ruangan Sung Woo ingin tahu keberadaan Detektif Ha. 
Sung Woo mengaku sedang menelpnya. Tuan Jo pun meminta agar bisa berbicara sendiri lalu mengumpat marah kalau dianggap waktunya sedang  bermain-main, menurutnya mereka harus menyusut kasus pembakaran itu. Sung Woo terlihat senang karena bisa membuat Wan Seung buruk dimata atasanya.
“Astaga. Lebih baik bekerja seperti itu. Lalu kau bilang Profiler dari pusat?” ucap Tuan Jo terlihat marah. 

Seol Ok kembali melihat peta kalau ada yang aneh, karena Kebakaran di toko 4 terjadi sekitar pukul 3 atau 4 sore dan Terjadi pada jam kerja. Ia masih ingat Berdasarkan analisa Inspektur Woo, saat itu adalah waktu kerjanya.
“Selalu ada variabel... Bisa saja saat itu dia sedang libur, cuti sakit, atau cuti bulanan.” Kata Sung Ha.
Seol Ok mencoba cream yang ada di peta lalu memuji kalau rasanya Enak sekali. Hee Yeon terlihat senang mendengarnya memberitahu kaalu menggunakan mint dari Swiss. Sung Ha lalu pamit pergi karena merasa sudah selesai.
“Apa Kau tak mau menangkap pelakunya dengan kami?” tanya Wan Seung
“Aku adalah profiler dan Tugas detektiflah untuk menangkap pelaku.” Kata Sung Ha
“Kau juga 'kan seorang polisi.” Kata Seol Ok. Sung Ha menyuruh Wan Seung agar menangkap pelakuanya. Wan Seung hanya bisa mengumpat kesal. 

Di kantor polisi, Sung Woo mengadakan rapat dengan semua petugas memberitahu kalau Pelakunya berusia awal 30 an dan bekerja di Baebang-dong, dengan status belum menikah. Dan tinggal di Joongjin3-dong. Dengan peta yang ada didepanya menjelaskan seperti yang dikatakan Sung Ha.
“Dia melewati pemberhetian bus Joongjin3-dong tiap hari.” Ucap Sung Woo
“Astaga, kalau begitu... Kita hanya perlu memeriksa CCTV... Kepala Tim Gye memang hebat.” Kata Kepala Shin lalu memberikan pujian meminta agar memberikan tepuk tangan.
“Mohon bantuannya untuk Unit 3 dan 4. Akan kupastikan untuk menangkap pelakunya sebelum tim pusat menangkapnya.” Kata Sung Woo yakin.
“Aku akan mendukungmu dan Lakukanlah dengan caramu.” Kata Tuan Shin. Sung Woo mengucapkan terimakasih. 

Seol Ok kembali melihat ke TKP dan mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Wan Seung heran melihat Seol Ok dan menyadari kalau Seol Ok sudah memasang tipe baru kaca pembesarnya. Seol Ok dengan bangga kalau ia adalah petugas kehormatan.
“Petugas kehormatan apanya dan Kau hanya warga sipil biasa.” Ejek Wan Seung. Seol Ok tak mengubrisnya dan mengambil puntung rokok.
“Dia tidak mengisap rokoknya.” Kata Seol Ok semakin penasaran.
“Hei... Jaga Ahjumma dengan baik. Awasi dia, jangan sampai melakukan hal aneh.” Perintah Wan Seung pada Petugas Kim. Petugas Kim yang sedang berjaga menganguk mengerti.
“Permisi. Anda tak boleh melakukannya disini, jadi Keluarlah” kata Petugas Kim menarik Seol Ok untuk keluar dari TKP
“Hei... Sedang apa kau? Aku hanya menyuruhmu mengawasinya, bukan malah menyentuhnya... Dia petugas kehormatan. Paham?” ucap Wan Seung membela. Seol Ok tersenyum bahagia mendengarnya. 


“Kalian semua sudah mendengarnya. Bekerjalah sesuai arahan Unit Satu mulai dari sekarang.” Ucap Sung Woo memberitahu semua tim di kepolisian dengan menyerahkan tugasnya juga pada Detektif Yuk agar memeriksa CCTV dan kamera dasbor.
“Apa yang kau lakukan? Apa ini?” tanya Wan Seung baru saja datang melihat Detektif Yuk, tapi seperti kembali diabaikan dan semua langsung bubar.
“Apa ini? Semuanya sibuk tanpaku.” Kata Wan Seung heran.  Sung Woo pikir mereka adalah tim terbaik Jadi bisa memberikan arahan.
“Oh, Yah.. Ada hal penting... Bisakah kau melakukannya?” kata Sung Woo. Wan Seung ingin tahu apa itu.  Sung Woo mengaku kalau tugasnay sangat sederhana saja.

Petugas Kim sedang berjaga sambil menonton video, seorang pria bertopeng mengatakan “Kau hanya butuh rokok dan acetone. Aku akan membakar habis toko sampah Genoise itu.” Wajah petugas Kim langsung panik.
“Kau Makanlah kuenya sebelum kau pergi.” Kata Hee Yeon membawa sepiring kue dan minuman. Petugas Kim melihat label nama di piring bertuliskan “Genoise” lalu memberitahu Hee Yeon. 

Seorang petugas melarang Seol Ok masuk karena harus punya kartunya untuk masuk. Seol Ok memperlihatakan lencana sebagai petugas kehormatan polisi tapi tetap tak boleh masuk. Saat itu Wan Seung keluar dengan membawa tangga dan kaget kenapa datang ke kantor polisi.
“Aku takkan pergi sebelum menangkap pelakunya.” Tegas Seol Ok dan bertanya kemana Wan Seung akan pergi.
“Ada hal penting yang harus kulakukan.” Kata Wan Seung lalu berjalan pergi. 

Spanduk bertuliskan “Kekhawatiran dan cinta kita akan. membuat dunia tanpa  kekerasan dan kejahatan” dan Wan Seung sibuk mengikatnya pada tiang. Seol Ok pikir Semuanya pergi menangkap pelaku pembakar dari tadi tapi Wan Seung malah sendirian. Wan Seung hanya terdiam.
“Ah, kau ditinggalkan, kan..” ejek Seol Ok dan saat itu Hee Yeon datang melihat keduanya ada didepan kantor.
“Harusnya kau ada di lokasi.  Kenapa kau malah disini?” kata Wan Seung memarahi petugas Kim datang dengan Hee Yeon. Petugas Ki mengaku Pekerjaannya sudah selesai.
“Ada masalah apa?” tanya  Seol Ok melihat wajah panik Hee Yeon. 

Di cafe
Semua duduk bersama, He Yeon memberitahu Pelaku yang membakar tokonya seperti dikatakan pada video dan meminta agar keduanya bisa melihatnya kalau itu toko mereka yang ketiga. Mereka melihat video yang berjudul “Hukuman Bagi Genoise”
“Apa kau tahu harga kuenya? Harga semua kue disana seharga dengan upahku sehari.” Ucap si pria. Seol Ok melihat nama accountanya "Si Juru Api"

Sementara di Tim polisi sedang melakukan analisi “Truk Pembakaran dan juga Pembakaran Franchise ke-3 Genoise”. Sung Woo ingin tahu tentang pelakunya. Detektif Yuk  mengatakan punya 5 pelaku yang  cocok dengan cirinya tapi semua punya alibi.
“Kita butuh waktu.. jika ingin...” ucap Sung Woo terlihat kesal dan saat itu. Han Min datang memberitahu akalu Sebuah laporan masuk.
“Video-video yang diunggah di website deep. (sebuah website online yang tak bisa dicari menggunakan portal biasa pada umumnya.) Sepertinya berhubungan dengan kasus ini.” Jelas Han Min.
Si pria berkata “Orang ini tak tahu caranya parkir yang baik. Dia malah parkir di pintu masuk.” Sung Woo penasaran  Siapa pria bertopeng itu dan kembali melihat video dengan mengatakan “Akan kupastikan dia takkan melakukan hal yang sama lagi.”

Seol Ok melihat video yakin kalau itu peringatan dari pelaku. Wan Seung mengeluh karena Seol Ok bilang jangan berprasangka dulu menurutnya Mungkin pelaku yang melakukannya setelah insiden itu. Petugas Kim pikir tak seperti itu.
“Itu terjadi tengah malam.” Kata Petugas Kim. Semua binggung apa maksud ucapanya.
“Mereka bilang videonya diunggah tengah malam  sebelum insiden terjadi.” Jelas Hee Yeon. Petugas Kim menganguk setuju. 
“Daftar videonya panjang juga” kata Seol Ok. Wan Seun kembali melihat video lalinya.
“Orang ini tak tahu cara parkir yang baik, Dia malah parkir depan pintu masuk. Aku akan membuatnya takkan melakukannya lagi.” Ucap si pelaku dengan membuat api mengunakan botol soju.
Wan Seung mengingat Tanggal 25, malam hari, lalu esok paginya menemukan kasus Pria yang kesal karena mobil truknya dibakar lalu berpikir kalau itu asalnya dari botol yang di lempar dari atas.  Seol Ok melihat kalau ada video di Tanggal 27. 
“Si nenek tua itu... Dia menyiramiku air, tapi dia tidak minta maaf. Aku akan memberi dia pelajaran dengan kapur ini.” Ucap si pelaku
Wan Seung mengingat saat datang ke rumah nenek kalau  Polystyrene mudah terbakar jika terkena kapur. Seol Ok yakin si pelaku  mengunggah videonya tengah malam. Wan Seung tahu kalau pelaku membakarnya setelah pulang bekerja. Seol Ok  pikir Analisa Inspektur Woo benar. Wajah Wan Seung langsung cemberut.
“Ada yang diunggah lagi pada tengah malam hari ini.” Kata Seol Ok melihat video si pelaku dengan wajah ditutup topeng.

“Anak-anak jaman sekarang kurang ajar sekali. Mereka menunjuk-nunjuk orang dewasa dan tidak memberi salam. Dasar anak-anak nakal jaman sekarang. Aku akan membersihkannya dengan baik.” Ucap si pelaku lalu Si pelaku membeli bensin dalam dirigen di pom bensin.
Tuan Tuan Jo dengan semua tim menonton video dari si pelaku yang merencakan pembakaran, “Kau menyebabkan kebakaran kecil. Dan meletakan bensin dekat api seolah-olah itu adalah air. Lalu mereka akan memadamkan apinya menggunakan bensin itu, tetapi apinya malah jadi membesar.”
“Kalin Tunggu apalagi? Tangkap sialan itu! “Teriak Tuan Jo marah. Sung Woo menyuruh anak buahnya agar Lacak IP dan alamatnya.
“Mustahil untuk melacak IPnya... Ini adalah website deep. Bahkan penjualan narkoba tak bisa diselidiki disana.” Kata Han Min
“Jadi... Apa kau hanya duduk diam saja tanpa melakukan apapun?” teriak Sung Woo marah 

Wan Seung melihat sekarang sudah jam 7 jadi pelaku turun dari bus. Seol Ok pikir Pergi ke pemberhentian bus takkan menghasilkan apapun. Hee Yeon binggung dengan cara menangkap si pelaku.
Seol Ok terdiam seperti berpikir, Wan Seung melihat Seol Ok menyuruh mereka diam karena tahu pasti Seol Ok menemukan sesuatu. Seol Ok melihat dalam video ada tulisan.  "The Hare's Liver"
“Kurasa aku pernah melihatnya.” Kata Seol Ok. Wan seung menyuruh agar memikirkan dengan baik. Seol Ok mengingat poster (Musikal Keluarga, "A Tale of a Turtle" saat berjalan dengan Sung Ha. 

Si pelaku sudah membawa bensin menuju tempat musikal, Seol Ok mengajak Wan Seung agar berlari keluar dari cafe dan langsung menaiki taksi pergi ke Pusat Kebudayaan Joongjin. Saat itu petugas Kim menerima telp dari Detektif Yuk seperti sengaja menguping.
Pertunjukan di panggung sudah dimulai dengan semua anak yang menonton, di kantor polisi semua bergegas pergi dengan Sung Woo dibagian depan. Seol Ok dan Wan Seung akhirnya sampai di gedung pertunjukan, mereka masuk ke ruangan pertunjukan tapi tak menemukan pelakunya.
“Unit 3, pergi Ke lantai 2. dan laporkan situasinya. Unit 4 dan 5, awasi tempat ini dan Unit Satu, ikut aku.” Kata Sung Woo membagi tugas saat sampai di gedung pertunjukan.
Keduanya keluar dari ruang pertunjukan, Seol Ok mencoba mengingat yang ada di video. Si pelaku mengatakan “Kau mengakibatkan kebakaran kecil Dan meletakkan bensin di dekat api seolah-olah itu adalah air. Orang-orang bisa jadi bingung apakah itu air atau bensin. Aku akan membersihkan tempatnya.”
Seol Ok pikir kalau "Membersihkan tempatnya." Wan Seung mengartikan itu Kamar mandi. 
Si pelaku sedang mencuci tangan di kamar mandi, lalu seperti melihat kenanganya dengan anak-anak yang berisik dengan bermain tissue. Dengan wajah sinis, langsung memarahinya. Salah satu anak melihat tangan si pelaku dan mengejeknya seperti monster atau zombie. Si pelaku yang mengingatnya sengaja membuat api diatas wastafel. 




Seol Ok dan Wan Seung berlari menuruni tangga dan bertemu dengan Tim Sung Woo akan menaiki tangga. Sung Woo bertanya apakah Wan Seung sudah selesai memasang bannernya. Wan Seung menejek Sung Woo datang untuk memeriksanya. Sung Woo memberitahu Wan Seung kaalu tak boleh bersantai.
“Kami kesini untuk menangkap pelakunya.” Kata Sung Woo dengan tatapan sinis.

Di ruang pertunjukan mereka diberi waktu istirahat. Ibu guru pun mengajak anak muridnya yang ingin pergi ke toilet dan kembali dalam 10 menit. Si pelaku mulai membakar tissue yang sudah diberi cairan bensin. Seol Ok melihat anak-anak yang mau pergi ke toilet dan ingin menahanya karena berbahaya. Detektif Yuk langsung mendorongnya agar tak bergerak.
“Dimana brengsek itu?” tanya Sung Woo. Wan Seung mengaku kalau mereka juga tidak tahu.
Semua akhirnya anak laki-laki masuk ke dalam toilet, dan guru mereka menunggu di luar. Seol Ok melihat seorang pria keluar dengan membawakan dirigen. Sung Woo dkk akhirnya mengejarnya dan Detektif Yuk dengan polisi lainya menahan Seol Ok dan Wan Seung agar tak kabur.
“Plafon toilet di  tempat seperti ini menggunakan bahan uretan yang mudah terbakar. Dan panggungnya terbuat dari kayu. Ini Bisa saja terjadi kebakaran besar.” Ucap Seol Ok panik
“Tim kita sudah memeriksanya... Apa kau Paham?” ejek Detektif Yuk.
Wan Seung tak bisa menahannya akhirnya memberikan pukulan pada Detektif Yuk dan bisa menuntutnya, lalu berlari menuruni tangga. Salah satu anak akhirnya melihat asap dari celah bawah, lalu berteriak memanggil ibu guru mereka. Ibu Guru pun masuk dengan wajah panik mengajak anak-anaknya agar segera keluar dan melihat sumber api lalu ingin menyiram dengan air dalam ember. 

Wan Seung datang langsung menahanya, tapi sedikit cairan mengenai api dan akhirnya membesar. Guru dan anak-anak pun keluar. Seol Ok meminta polisi lainya untuk membantu anka-anak dan guru, wajahnya panik didepan toilet memanggil Wan Seung. Akhirnya Wan Seung keluar dan hampir kehabisan nafas.
“Kenapa kau hanya berteriak saja dan tak ikut masuk?” keluh Wan Seung  Seol Ok memastikan keadaan Wan Seung lebih dulu. Saat itu  Detektif Yuk datang dan ingin membalas dendam pada Wan Seung, tapi Sung Woo datang untuk menghentikanya.  
“Sersan Yuk... Tak ada bedanya kalau kau digigit olehnya. Pasti ada kesempatan lainnya jadi Tunggu saja.” Ucap Sung Woo sinis dan mengajak Detektif Yuk untuk keluar. Seol Ok kembali memastikan keadaan Wan Seung dengan wajah panik
“Aku Tak apa. Semuanya sudah berakhir.” Kata Wan Seung sedikit kehabisan nafas karena asap. 

Pelaku akhirnya dibawa keluar dari gedung, semua orang yang melihat langsung mengumpat kalau pria itu tak tahu malu dan mereka bersyukur sudah ditangkap karena akan membusuk 10 tahun di penjara. Hee Yeon pun melihat seperti bisa sedikit bernafas lega karena pelakunya sudah ditangkap.
“Hei, spy... Kau tak boleh hidup seperti itu... Kita tim, kan? “ teriak Wan Seung pada Petugas Kim yang berjalan dibelakang Sung Woo
“Dan aku pemimpin tim... Aku akan membiarkanmu menyelidiki kasus, tanpa melapor padaku, Karena ini kasus pertamamu disini.” Ucap Sung Woo sinis lalu pamit pergi. 

Seol Ok mendekati Wan Seung ingin tahu orang seperti apa Tim baru Wan Seung yang bisa berbuat seperti itu. Wan Seung pikir mereka sudah menangkap pelakunya dan juga menghentikannya sebelum membakar tempat ini. Jadi itu yang diharapkan.
“Detektif. Ha... Apa Kau baik-baik saja? Toko kueku akan baik-baik saja, 'kan?” ucap Hee Yeon seperti panik.
“Tentu saja.” Kata Seung Woo. Hee Yeon langsung mengucapakan Terima kasih dan saat itu tiba-tiba hujan turun dengan deras.
“Hei, kembalilah ke kantor.. Kau tak salah apa-apa, karena Kau harus jawab saat ditanya.” Ucap Wan Seung pada petugas Kim.
“Jadi, takkan terjadi kebakaran lagi.” Kata Seol Ok terlihat bahagia.
“Kau sepertinya sangat mencemaskanku.” Ejek Wan Seung. Seol Ok tiba-tiba teringat dengan tas belanjanya dan sayuranya mungkin akan layu, lalu bergegas pergi.  Wan Seung mengejek kalau Seol Ok itu pasti malu. 



Seung Woo pulang ke rumah langsung membaringkan tubuhnya di tempat tidur karena menurutnya hari yang berat. Seol Ok pun berbaring tapi di seperti gelisah memikirkan sesuatu dan melihat dari tatapan mata si pelaku merasa kalau Ada pelaku lain lagi selain Nam Jin Tae
“Aku takkan pernah ditangkap... Kebakaran itu akan terus terjadi. Dan target selanjutnya adalah... detektif sampah menyedihkan itu, Ha Wan Seung.”
Wan Seung terbangun karena ada asap yang masuk ke dalam kamarnya, saat membuka pintu semua rumahnya sudah terbakar. Ia pun kebingungan akan keluar lewat mana.
Bersambung episode 3

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar